Ternate – pedulinusantaranews.com,- Berbagai kebutuhan pokok masyarakat di tahun 2022 ini kembali naik ibarat roket naik kelangit. Namun, seakan-akan tak ada perhatian dan kepedulian dari pemerintah, terutama di Provinsi Maluku Utara.
Ketua Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Maluku Utara Junaedi Abdul Rasyid, mendorong wartawan untuk menaikan pemberitaan terkait naiknya harga minyak goreng dan BBM, karena sejauh ini diduga ada hubungan dengan mafia-mafia oknum penjual dan pembeli minyak di pertamina,” pintanya.
Berbagai issue yang dikonsumsi masyarakat soal kenaikan harga BBM dan minyak goreng saat ini. Bahkan pimpinan bangsa (Pemerintah Pusat) mengklaim kinerja menterinya tak becus karena tidak melaporkan perihal yang terjadi dan meresahkan masyarakat, hal ini keliru menurut hematnya.
“Diharapkan pihak SPBU dan Pertashop yang ada di Provinsi Maluku Utara agar tidak menaikan harga Pertalite, dan para pengusaha minyak goreng jangan lagi bermain harga,” tegas Ketua FPII Malut kepada media ini Senin, (11/4/2022)
Meskipun masyarakat sudah serba sulit memperoleh kebutuhan pokok tersebut, namun diduga dianggap biasa oleh pemerintah. Buktinya para jajaran pemerintah pusat membuat para pimpinan negara dan bangsa ini mulai geram dan marah-marah lantaran tidak ada penjelasan terhadap kenaikan harga dua komoditas tersebut,” ujarnya.
Atas kenaikan harga BBM Pertamax dan minyak goreng ini, wajar-wajar saja jika masyarakat menganggap pemerintah tak empati terhadap jeritan masyarakat serta diduga ini bagian dari setingan pemerintah biar masyarakatnya tetap hidup dalam kesengsaraan serta menderita,” tuntasnya.
Sampai berita ini diturunkan pihak pihak terkait tidak bisa dikonfirmasi,
Sumber FPII Malut
Posting Komentar