Pada investigasi yang dilakukan pada Jumat,(15/11/2024) ditemukan sejumlah kejanggalan. Para pekerja terlihat tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), sementara pengawasan di lapangan nyaris tidak ada. Mandor maupun ketua pelaksana proyek dilaporkan jarang hadir untuk memantau pekerjaan.
Salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan keluhan atas minimnya perhatian dari pihak pelaksana proyek. “Selama sepekan terakhir kami tidak mendapat uang makan dari pengawas proyek. Kami bekerja tanpa logistik yang memadai, dan pengawasan mandor pun sangat minim,” ujarnya.
Tidak hanya itu, proyek ini sempat terhenti selama seminggu tanpa alasan yang jelas. Bahkan, pihak Kelurahan Cimone mengaku tidak pernah menerima pemberitahuan resmi terkait proyek tersebut. Lurah Cimone sendiri turun langsung ke lokasi untuk memastikan proyek dapat dilanjutkan, tetapi kondisi di lapangan masih memprihatinkan.
“Kami jarang melihat mandor atau pengawas di sini. Proyek ini juga sempat terhenti beberapa waktu,” ungkap salah satu warga berinisial R.
Atas temuan tersebut, tim media akan melakukan penelusuran lebih lanjut dengan melibatkan Dinas PUPR. “Kami akan memeriksa dokumen terkait dan, jika perlu, menyurati Kementerian PUPR untuk mengungkap dugaan proyek nakal yang merugikan negara,” ujar salah satu anggota tim investigasi.
Hingga berita ini dirilis, pihak pemborong maupun pelaksana proyek belum dapat dimintai keterangan.
(Red/M.I. Oday)
Posting Komentar